Skip to main content

Featured

034-Culagopalaka Sutta.

CULAGOPALAKA SUTTA Pendahuluan Seperti sutta 33, Sutta ini juga memperkenalkan kiasan mengenai penggem­bala cakap/mampu/tangkap dan tidak cakap tetapi mereka ini dipakai pada per­soalan subyek yang berbeda. Seorang penggembala (sapi) yang tidak cakap di­bandingkan dengan guru-guru agama yang tidak trampil di dalam dunia ini (karena mereka tidak tahu mengajar orang-orang hidup dengan penuh kedamaian, begitu juga guru lainnya karena mereka memilik kebahagiaan sendiri); dunia yang akan datang ( tidak mengetahui tindakan apa yang dianjurkan untuk mencapai kelah­iran kembali yang baik, atau memegang pandangan penghancur lainnya yang menya­takan tidak ada kehidupan berikutnya); yang menjadi milik Mara (seluruh dunia diliputi oleh keinginan dan hawa nafsu, sekalipun surga rasa keinginan atau buah atas dari keinginan itu menjadi milik Mara); apa saja yang bukan milik Mara (adalah dunia yang berupa atau tanpa rupa yang berada diluar jangkauan Mara; dasar mereka bukan keing

KUMPULAN BAIT-BAIT (Gathasamganika)

VIII. KUMPULAN BAIT-BAIT
(Gāthāsaṁgaṇika)

[144] Menata jubah menutupi satu bahu, mengulurkan tangan beranjali,
Berharap untuk apa, untuk tujuan apa Anda datang ke sini?[1] /
“Peraturan” pada Dua Disiplin yang muncul pada pelafalan pada hari Uposatha,
Berapa banyak peraturan pelatihan ini? Pada berapa kota ditetapkan?[2] /
Keuntunganmu adalah kemunculan,[3] dengan bijaksana Anda bertanya,
Saya akan memberitahukanmu yang sebenarnya sehingga kamu mungkin terlatih didalamnya.[4] /
“Peraturan” pada Dua Disiplin yang muncul pada pelafalan pada hari Uposatha. /
Pada tujuh kota yang mana mereka ditetapkan? Tolong berikanlah jawaban untuk pertanyaan saya ini.
Dengan mendengarkan apa yang dikatakan, Saya akan menjawabnya demi kesejahteraan kita. /
Peraturan itu ditetapkan di Vesālī, Rājagaha, dan Sāvatthī, ĀỊavī,
Dan Kosambī, dan di antara suku Sakya dan di antara suku Bhagga.[5] /
Berapa banyak yang ditetapkan di Vesālī, berapa banyak yang dibuat di Rājagaha,
Di Sāvatthī berapa banyak yang ditetapkan di sini, berapa banyak juga di ĀỊavī? /
Berapa banyak yang ditetapkan di Kosambī, berapa banyak yang dibicarakan di antara suku Sakya,
Berapa banyak yang ditetapkan di antara suku Bhagga—beritahukan kepada saya siapa yang telah bertanya. /
10 Sepuluh ditetapkan di Vesālī, dua puluh satu dibuat di Rājagaha,
Dua ratus dan sembilan puluh empat semuanya dibuat di Sāvatthī, /
Enam ditetapkan di ĀỊavī, delapan dibuat di Kosambī,
Delapan dibicarakan di antara suku Sakya, tiga ditetapkan di antara suku Bhagga. /
Dengarkan pada apa yang ditetapkan di Vesālī sebagaimana yang sesungguhnya:
Hubungan,[6] makhluk hidup,[7] yang selanjutnya,[8] ekstra,[9] dan hitam,[10] /
Fakta,[11] di luar giliran sarapan,[12] membersihkan gigi,[13] pertapa telanjang,[14]
Dan mencerca sesama bhikkhuni[15]: sepuluh ini dibuat di Vesālī /
15 Dengarkan apa yang ditetapkan di Rājagaha sebagaimana sesungguhnya:
Mengambil apa yang tidak diberikan,[16] dan dua di Rājagaha mengenai tuduhan tak berdasar,[17] /
Dan dua mengenai pemecahbelahan juga,[18] jubah dalam,[19] perak,[20] benang tenun,[21] dan merendahkan,[22]
[145] Makanan pindapatta yang diperoleh,[23] kelompok makan,[24] pada waktu yang salah,[25] dan mempersilahkan,[26] mandi,[27] di bawah dua puluh.[28] /
Setelah memberikan jubah,[29] memberikan petunjuk[30]: ini semua dibuat di Rājagaha.
Puncak gunung,[31] berjalan,[32] sebagaimana halnya dengan menunjukkan sikap keberpihakan[33]—dua puluh satu. /
Dengarkan apa yang ditetapkan di Sāvatthī sebagaimana sesungguhnya:
Empat Takluk, Sidang Sangha sampai enam belas. /
Dan ada dua yang Tak Bisa Ditentukan, dua puluh empat Pengampunan,
Dan seratus lima puluh enam hal kecil yang diumumkan, /
20 Sepuluh pertanggungjawaban,[34] tujuh puluh dua Pelatihan[35]:
Dua ratus sembilan puluh empat[36] semuanya dibuat di Sāvatthī
Dengarkan apa yang ditetapkan di ĀỊavī sebagaimana sesungguhnya:
Gubuk,[37] sutera,[38] tempat tidur,[39] dan mengenai penggalian,[40] “Kamu pergi, devatā”[41]
Dan mereka menyiram air yang mengandung kehidupan[42]: enam ini dibuat di ĀỊavī. /
Dengarkan apa yang ditetapkan di Kosambī sebagaimana sesungguhnya:
Vihara besar,[43] sulit untuk diajak berbicara,[44] penghindaran,[45] kemungkinan,[46] dan semangat,[47]
Tidak sopan,[48] menurut peraturan,[49] dan kedelapan mengenai minuman susu.[50] /
Dengarkan apa yang ditetapkan di antara suku Sakya sebagaimana sesungguhnya:
Wol domba,[51] patta,[52] dan peneguran,[53] dan juga obat,[54] /
Jarum,[55] pengasingan diri[56]—enam ini di Kapilavatthu.
Air untuk pembersihan,[57] peneguran[58] diumumkan di antara para bhikkhuni. /
25 Dengarkan apa yang ditetapkan di antara suku Bhagga sebagaimana sesungguhnya:
Menyalakan api untuk menghangatkan diri mereka sendiri,[59] mengotori dengan makanan,[60] dengan gumpalan nasi rebus.[61] /
Empat Takluk, Sidang Sangha ada tujuh,
Delapan Pengampunan, tiga puluh dua hal kecil, /
Dua pertanggungjawaban, tiga Pelatihan—lima puluh enam—
Ditetapkan di enam kota oleh Sang Buddha, Sanak Matahari. /
Dua ratus sembilan puluh empat semuanya dibuat di Sāvatthī oleh Gotama yang agung. [1]

Apa yang kami tanyakan kepadamu telah dijelaskan kepada kami, setiap pertanyaan dijawab sesuai dengan yang ditanyakan.
Saya bertanya pertanyaan yang lain. Tolong Anda beritahukan kepada saya: mana yang serius dan juga yang ringan,
Dengan sisa, tanpa sisa, sangat buruk dan tidak sangat buruk, dan untuk ketiga kalinya, /
Berlaku untuk semua, tidak berlaku umum, dan dengan prosedur yang mana kegagalan dihentikan?
Jelaskan semua ini juga, dengan sungguh-sungguh kami mendengarkan pembicaraanmu. /
[146] Yang merupakan yang serius adalah yang tiga puluh satu, delapan di sini tanpa sisa,
Yang serius merupakan yang sangat buruk, di antara yang sangat buruk adalah kegagalan kebiasaan moral. /
Takluk, Sidang Sangha disebut kegagalan kebiasaan moral. /
5 Berat, Pengakuan Kesalahan, untuk Diakui, dukkhata,
Dubbasita, dan siapapun yang mencerca yang lain dengan suka tertawa[62]: dihentikan apakah ini merupakan kegagalan kelakuan baik. /
Lebih menyukai pandangan salah, mereka memilih menggunakan peraturan yang salah,
Lemah kebijaksanaannya, terbungkus kebodohan, mereka salah menggambarkan Buddha Agung: dihentikan apakah ini merupakan kegagalan pandangan benar. /

Jika demi kepentingan nafkah,[63] demi alasan mencari nafkah seseorang yang berkeinginan jahat, dikuasai nafsu, menyatakan pernyataan yang tidak ada akan manusia selanjutnya yang bukan fakta, itu merupakan pelanggaran yang termasuk Takluk. Jika demi kepentingan nafkah, demi alasan mencari nafkah seseorang berbicara mengatakan,”Bhikkhu apapun yang tinggal di viharamu merupakan arahat”; jika demi kepentingan nafkah, demi alasan mencari nafkah seorang bhikkhu, meminta makanan mewah untuk dirinya sendiri, lalu memakannya; jika demi kepentingan nafkah, demi alasan mencari nafkah seorang bhikkhuni, meminta makanan mewah untuk dirinya sendiri, lalu memakannya; jika demi kepentingan nafkah, demi alasan mencari nafkah seseorang yang tidak sakit, meminta kari atau hidangan untuk dirinya sendiri, lalu memakannya—ini merupakan kegagalan mata pencaharian benar dihentikan.

Sebelas “sampai ketiga kalinya”—mendengarkan ini sebagaimana sesungguhnya:
Seorang peniru orang yang diskores,[64] delapan “sampai ketiga kalinya”,[65]
Ariṭṭha,[66] dan Caṇḍakālī[67]--ini adalah yang termasuk “sampai ketiga kalinya”. /

Berapa banyak penebangan[68]? Berapa banyak pemisahan? Berapa banyak pencabutan? Berapa banyak “tidak untuk yang lain” Pengakuan Kesalahan? Berapa banyak perjanjian para bhikkhu? Berapa banyak tugas semestinya? Berapa banyak “yang terbanyak”? Berapa banyak “dengan sengaja” ditetapkan oleh Sang Buddha, Sanak Matahari?
10[69] Enam penebangan,[70] satu pemisahan,[71] satu pencabutan,[72] empat “tidak untuk yang lain” Pengakuan Kesalahan,[73] empat perjanjian para bhikkhu,[74] tujuh “tugas semestinya”,[75] empat belas “yang terbanyak”,[76] enam belas “dengan sengaja”[77] ditetapkan oleh Sang Buddha, Sanak Matahari.
Dua ratus dua puluh peraturan pelatihan bagi para bhikkhu yang datang untuk pelafalan pada hari Uposatha; tiga ratus empat peraturan pelatihan bagi para bhikkhuni yang datang untuk pelafalan pada hari Uposatha.
Empat puluh enam tidak berlaku umum, hanya berlaku untuk para bhikkhu.
Seratus tiga puluh tidak berlaku umum, hanya berlaku untuk para bhikkhuni. /
Jadi seratus tujuh puluh enam tidak berlaku untuk keduanya (bhikkhu dan bhikkhuni).
Seratus tujuh puluh empat merupakan pelatihan yang sama untuk keduanya.[78]/

[147] Dua ratus dua puluh peraturan pelatihan untuk para bhikkhu yang datang untuk pelafalan pada hari Uposatha: dengarkan ini sebagaimana mereka dengan sesungguhnya:
15 Empat Takluk, Pertemuan Resmi sampai tiga belas, ada dua yang Tak Bisa Ditentukan, tepatnya tiga puluh Pengampunan, dan sembilan puluh dua hal kecil, empat Pengakuan, tujuh puluh lima Pelatihan.
Dan ini merupakan dua ratus dua puluh peraturan pelatihan bagi para bhikkhu yang datang untuk pelafalan pada hari Uposatha.
Tiga ratus empat peraturan pelatihan bagi para bhikkhuni yang datang untuk pelafalan pada hari Uposatha: dengarkan ini sebagaimana mereka dengan sesungguhnya:
Delapan Takluk, Pertemuan Resmi sampai ke tujuh belas, tepatnya tiga puluh Pengampunan, dan seratus enam puluh enam yang disebut hal kecil belaka, delapan Pengakuan, tujuh puluh lima Pelatihan.
Dan ini merupakan tiga ratus empat peraturan bagi para bhikkhuni yang datang untuk pelafalan pada hari Uposatha.
20 “Empat puluh enam hanya berlaku untuk para bhikkhu tidak bhikkhuni”: dengarkan ini sebagaimana mereka dengan sesungguhnya:
Enam Pertemuan Resmi dengan dua yang Tak Bisa Ditentukan ada delapan; dua belas Pengampunan—dengan ini semuanya dua puluh; dua puluh dua hal kecil, empat Pengakuan.
Dan ini merupakan empat puluh enam yang hanya berlaku untuk para bhikkhu tidak untuk para bhikkhuni.
“Seratus tiga puluh hanya berlaku untuk para bhikkhuni tidak untuk para bhikkhu”: dengarkan ini sebagaimana mereka dengan sesungguhnya:
Empat Takluk, sepuluh untuk dihindari dengan menggunakan[79] Sangha, dua belas Pengampunan, dan sembilan puluh enam hal kecil, delapan Pengakuan.
25 Dan ini merupakan seratus tiga puluh yang hanya berlaku untuk para bhikkhuni tidak untuk para bhikkhu.
“Jadi seratus tujuh puluh enam tidak berlaku umum”: dengarkan ini sebagaimana mereka dengan sesungguhnya:
Empat Takluk, Pertemuan Resmi sampai enam belas, ada dua yang Tak Bisa Ditentukan, dua puluh empat Pengampunan, dan hal kecil sekitar seratus delapan, dua belas Pengakuan.
Dan ini merupakan seratus dan tujuh puluh enam yang tidak berlaku umum.
“Seratus tujuh puluh empat merupakan pelatihan yang sama untuk keduanya”: dengarkan ini sebagaimana mereka dengan sesungguhnya:
30 Empat Takluk, Pertemuan Resmi sampai tujuh, delapan belas Pengampunan, tujuh puluh hal kecil yang sama, tujuh puluh lima Pelatihan.
Dan ini merupakan seratus tujuh puluh empat yang merupakan pelatihan yang sama untuk keduanya.
[148] Tepatnya delapan Takluk yang mana, sulit untuk dikembangkan, menyerupai pohon palem yang dicabut dari tanah:
Orang itu seperti daun layu,[80] batu rata,80 kepala yang terpenggal,80
Seperti pohon palem yang ditebang pada puncaknya80—ini tidak akan berkembang lagi./
Dua puluh tiga Sidang Sangha, dua yang Tak Bisa Ditentukan, empat puluh dua Pengampunan, seratus delapan puluh Pengakuan Kesalahan, dua belas Pengakuan, tujuh puluh lima Pelatihan dihentikan tiga prosedur.
Di hadapan, sebagaimana pengakuan, dan a covering over (as) with grass. /
Dua Proses Ketaatan, dua Undangan, empat tindakan resmi, diajarkan oleh Sang Penakluk./
35 Hanya lima pelafalan,[81] empat tidak berbeda, dan golongan pelanggaran ada tujuh.
Empat kasus peradilan diselesaikan dengan tujuh prosedur[82]: dengan dua, dengan empat, dengan tiga, “kewajiban” diselesaikan dengan satu.[83]/
Dengarkan apa yang disebut dengan Takluk sebagaimana sesungguhnya:
Dihilangkan, dikecewakan, dan dijatuhkan, dihancurkan oleh peraturan sejati,
Pada saat di mana tidak ada empati: itu[84] disebut demikian karena sebagaimana adanya./
Dengarkan apa yang disebut Pertemuan Resmi sebagaimana sesungguhnya:
Hanya Sangha yang membebankan masa percobaan, mengirim kembali ke permulaan, menimbulkan mānatta, merehabilitasi: itu disebut demikian karena sebagaimana adanya./
Dengarkan apa yang disebut Tak Bisa Ditentukan sebagaimana sesungguhnya:
Tak Bisa Ditentukan,[85] tidak ditentukan—peraturan itu tidak jelas,
Pada keadaan itu harus diselesaikan dengan salah satu dari tiga peraturan yang ada[86]--itu disebut Tak Bisa Ditentukan./
Dengarkan apa yang disebut pelanggaran berat sebagaimana sesungguhnya:
Siapapun yang mengakui memberikan dorongan kepada yang lain,[87] dan siapapun yang menerimanya[88]--
Pelanggaran itu tidak setimpal untuknya: itu makanya disebut demikian.[89]/
40 Dengarkan apa yang disebut Pengampunan sebagaimana sesungguhnya:
Di tengah-tengah Sangha, di tengah-tengah kelompok, hanya kepada seorang—
Ketika menyerahkan dia mengakui: itu makanya disebut demikian./
Dengarkan apa yang disebut Pengakuan Kesalahan sebagaimana sesungguhnya:
Dia melepaskan diri[90] peraturan terlatih, melanggar Ariya Magga
Karena kebodohan pikiran: itu makanya disebut demikian./
Dengarkan apa yang disebut Kebodohan sebagaimana sesungguhnya:
Seorang bhikkhu, bukan sanak saudara, apapun makanannya, diperoleh dengan susah payah,
Mengambilnya untuk diri sendiri, dia mungkin memakannya[91]: itu disebut pertanggungjawaban./
Makan di antara yang diundang, seorang bhikkhuni di sana menunjukkan keberpihakan,
Tidak menolak, jika dia seharusnya memakannya: itu disebut pertanggungjawaban.[92]
[149] Pergi ke keluarga yang berkeyakinan, sedikit kekayaan, miskin,
Tanpa sakit, jika dia harus makan di sana: itu disebut pertanggungjawaban.[93]/
45 Siapapun, jika tinggal di hutan yang berbahaya, menakutkan,
Jika makan di sana tanpa memberitahukan: itu disebut pertanggungjawaban.[94]/
Seorang bhikkhuni, bukan sanak saudara,[95] apapun yang dihargai oleh yang lain:
Mentega Indian, minyak, madu, sirop gula, ikan, daging, lalu susu, dadih—seorang bhikkhuni, memintanya untuk diri sendiri, termasuk hal pertanggungjawaban pada Dispensasi Sang Bhagava./
Dengarkan apa yang disebut dukkhata sebagaimana sesungguhnya:
Yang mana adalah dikecewakan, dan kegagalan dan tersandung merupakan dukkhata-- /
Orang yang melakukan kejahatan itu walaupun di tempat umum maupun pribadi—
Mereka termasuk dukkhata: itu makanya disebut demikian.[96]/
Dengarkan apa yang disebut dubbasita sebagaimana sesungguhnya:
Hukuman, salah bicara, salah diucapkan, dan yang kotor,
Dan yang terpelajar menyalahkan: itu makanya disebut demikian.[97]/
50 Dengarkan apa yang disebut Pelatihan sebagaimana sesungguhnya:
Mengikuti jalan lurus pelatihan, seseorang yang dalam pelatihan,/
Tingkah laku benar ini merupakan permulaan dan diatur oleh pengekangan mulut.
Tidak ada pelatihan seperti ini: itu makanya disebut
Itu menghujani dengan lebat pada sesuatu yang terlindungi, itu menghujani rintik-rintik pada sesuatu yang terbuka,
Jadi bukalah pelindungnya: maka hujannya tidak akan lebat mengenainya.[98]/
Hutan merupakan kumpulan kijang, langit merupakan kumpulan burung-burung,[99]
Tidak hidup merupakan kumpulan keadaan mental, nibbāna merupakan kumpulan arahat.[100] [2]

Disimpulkan merupakan Kumpulan Bait-bait

Ringkasannya:
Ditetapkan di tujuh kota, dan juga empat kegagalan,
Berlaku umum, tidak berlaku umum (hanya bhikkhu atau bhikkhuni):
Kumpulan bait-bait ini untuk melanjutkan Dispensasi.

[1] VA. 1346 berbunyi Sammāsambuddha di sini sedang berbicara kepada Yang Mulia Upāli.
[2] VA. menganggap bait ini berasal dari, imaṁ gāthaṁ, Yang Mulia Upāli—dicetak sebagai prosa pada teks.
[3] Bhaddako te ummaṅgo, di mana VA. 1348 menetapkan dalam bentuk jamak: bhaddakā te pañhā, keuntungan merupakan pertanyaan-pertanyaan ini (atau, untukmu, te, pertanyaan-pertanyaan merupakan keuntungan). “itu adalah ‘kemunculan’, ummaṅga, karena pertanyaan-pertanyaan itu kekal, yang muncul dari kegelapan kebodohan.” Sebaliknya, Kamus mengartikan ummaṅgā pada bagian ini sebagai “tidak beruntung” kelihatannya di sini bagi saya tidak mengartikan apa-apa.
[4] VA.; dengan menganggap ayat ini berasal dari Buddha, berbunyi bahwa Upāli bertanya semua pertanyaan ini pada masa Buddha, dan Yang Mahamulia menjawab. Pada masa Sidang, Mahākassapa bertanya dan Upāli menjawab.
[5] Ayat ini disebut pada VA. 1305.
[6] Takluk I.
[7] Takluk III.
[8] Takluk IV.
[9] Pengampunan 1.
[10] Pengampunan 12.
[11] Pengakuan Kesalahan 8.
[12] Pengakuan Kesalahan 33.
[13] Pengakuan Kesalahan 40.
[14] Pengakuan Kesalahan 41.
[15] Pengakuan Kesalahan Para Bhikkhuni 52.
[16] Takluk II.
[17] F.M. 8, 9.
[18] F.M. 10, 11.
[19] Pengampunan 5.
[20] Pengampunan 18.
[21] Pengampunan 26.
[22] Pengakuan Kesalahan 13.
[23] Pengakuan Kesalahan 29.
[24] Pengakuan Kesalahan 32.
[25] Pengakuan Kesalahan 37.
[26] Pengakuan Kesalahan 46.
[27] Pengakuan Kesalahan 57.
[28] Pengakuan Kesalahan 65.
[29] Pengakuan Kesalahan 81.
[30] Conf. 2.
[31] Pengakuan Kesalahan Para Bhikkhuni 10.
[32] Pengakuan Kesalahan Para Bhikkhuni 39, 40.
[33] Pengakuan Kesalahan Para Bhikkhuni 81.
[34] Gārayhā pada Conf. 1, 3. Conf. Para Bhikkhuni 1-8.
[35] Nos. 51, 55, 56 telah ditetapkan sebelumnya di tempat lain.
[36] Bacaannya cha ūnatiṇi satāni, enam kurang dari 300. Perhitungan di atas kelihatannya sampai 284 bagaimanapun juga. Tetapi ini tidak akan sesuai dengan perhitungan akhir dari 350 peraturan pelatihan.
[37] F.M. 6.
[38] Pengampunan 11.
[39] Pengakuan Kesalahan 5.
[40] Pengakuan Kesalahan 10.
[41] Pengakuan Kesalahan 11 (pada cerita, tidak ada pada sikkhāpada).
[42] Pengakuan Kesalahan 20.
[43] F.M. 7.
[44] F.M. 12.
[45] Pengakuan Kesalahan 12.
[46] Pengakuan Kesalahan 19.
[47] Pengakuan Kesalahan 51.
[48] Pengakuan Kesalahan 24.
[49] Pengakuan Kesalahan 71.
[50] Sekhiya 51.
[51] Pengampunan 17.
[52] Pengampunan 22.
[53] Pengakuan Kesalahan 23.
[54] Pengakuan Kesalahan 47.
[55] Pengakuan Kesalahan 86.
[56] Conf. 4.
[57] Pangakuan Kesalahan para Bhikkhuni 5.
[58] Ibid. 58.
[59] Pengakuan Kesalahan 56.
[60] Sekhiya 55.
[61] Sekhiya 56.
[62] Lihat Pengakuan Kesalahan 52, 53—mungkin mencerca yang lain dengan bersenda gurau menunjuk pada Pengakuan Kesalahan 2 di mana berbagai pelanggaran dubbasita dikatakan terjadi dari sikap pembandingan.
[63] Lihat di atas IV, 5, 4.
[64] Takluk Para Bhikkhuni III. Lihat teks hal. 140 untuk permulaan “Sebelas”.
[65] Lima pada F.M.
[66] Pengakuan Kesalahan 68.
[67] Pengakuan Kesalahan Para Bhikkhuni 36.
[68] Lihat di atas pada permulaan VI, 6.
[69] Saya mengikuti penomoran Oldenberg, biasanya hanya ayat suci, dengan yang terbaik dari kemampuanku.
[70] Lihat di atas hal. 133, permulaan dari Sextet.
[71] Pengakuan Kesalahan 86.
[72] Pengakuan Kesalahan 88.
[73] Pengakuan Kesalahan 16, 42, 77, 78; lihat teks hal. 127.
[74] Lihat hal. 127.
[75] Lihat hal. 134.
[76] Daftar empat belas ada pada VA. 1340: Pengampunan 1, 3, 7, 10, 14, 16, 21, 23, 29. Pengampunan Para Bhikkhuni 11, 12, Pengakuan Kesalahan Para Bhikkhuni 5, CV. V, 31, 2, VI, 2, 5.
[77] Pengampunan 30, Pengakuan Kesalahan 16, 20, 29, 36, 62, 63, 64, 65, 66, 69, 70, 72, Takluk Para Bhikkhuni II, F.M. Para Bhikkhuni 2, Pengakuan Kesalahan Para Bhikkhuni 51.
[78] Seratus tujuh puluh enam ditambah seratus tujuh puluh empat sama dengan tiga ratus lima puluh peraturan pelatihan di mana, pada awal Bagian, dikatakan telah ditetapkan pada tujuh kota.
[79] Ini merupakan 10 F.M. pelanggaran bagi para bhikkhuni.
[80] Lihat Vin. I, 96-97.
[81] Vin. I, 112.
[82] Lihat di atas, teks hal. 99-101.
[83] Yakni yang pertama diselesaikan dengan dua prosedur, yang kedua dengan empat, yang ketiga dengan tiga dan yang keempat dengan satu.
[84] Pelanggaran yang termasuk Takluk.
[85] Itu merupakan golongan pelanggaran yang Tak Bisa Ditentukan.
[86] Lihat sikkhāpada pada Tak Bisa Ditentukan 1 untuk tiga jenis pelanggaran yang mana salah satu termasuk; dan lihat Tak Bisa Ditentukan 2 mengenai dua untuk pelanggaran semacam ini.
[87] Ekassa mūle yo deseti
[88] Kemungkinan berdasarkan Vin. iii, 75 dan 143.
[89] Ayat suci ini ada pada VA. 314.
[90] Pāteti adalah melepaskan diri, menumbangkan, menjatuhkan, menghancurkan.
[91] Conf. 1.
[92] Conf. 2.
[93] Conf. 3.
[94] Conf. 4.
[95] Conf. 1-8 Para Bhikkhuni baca agilānā, tidak sakit, daripada aññātikā di atas.
[96] Ayat ini ada pada VA. 313.
[97] Dengan kekotorannya dan karena itu disalahkan oleh yang terpelajar.
[98] Vin. ii, 240.
[99] Bdgk. A. ii, 33 mengenai perasaan.
[100] Bait juga ada pada SnA. 346, dan baris terakhir pada MA. ii, 36 pada penjelasan keempat dari lima gati: vibhavagati.

Popular Posts