Skip to main content

Featured

034-Culagopalaka Sutta.

CULAGOPALAKA SUTTA Pendahuluan Seperti sutta 33, Sutta ini juga memperkenalkan kiasan mengenai penggem­bala cakap/mampu/tangkap dan tidak cakap tetapi mereka ini dipakai pada per­soalan subyek yang berbeda. Seorang penggembala (sapi) yang tidak cakap di­bandingkan dengan guru-guru agama yang tidak trampil di dalam dunia ini (karena mereka tidak tahu mengajar orang-orang hidup dengan penuh kedamaian, begitu juga guru lainnya karena mereka memilik kebahagiaan sendiri); dunia yang akan datang ( tidak mengetahui tindakan apa yang dianjurkan untuk mencapai kelah­iran kembali yang baik, atau memegang pandangan penghancur lainnya yang menya­takan tidak ada kehidupan berikutnya); yang menjadi milik Mara (seluruh dunia diliputi oleh keinginan dan hawa nafsu, sekalipun surga rasa keinginan atau buah atas dari keinginan itu menjadi milik Mara); apa saja yang bukan milik Mara (adalah dunia yang berupa atau tanpa rupa yang berada diluar jangkauan Mara; dasar mereka bukan keing

XIII.KUMPULAN YANG LEBIH DIKENAL (Mahasamgama)

XIII. KUMPULAN YANG LEBIH DIKENAL
(Mahāsaṁgāma)

[166] Ketika seorang bhikkhu yang terlibat konflik sedang berbicara dalam Sangha dia seharusnya menguasai (tahu betul) subjek, dia seharusnya menguasai kegagalan, dia seharusnya menguasai pelanggaran, dia seharusnya menguasai sumber, dia seharusnya menguasai jenis, dia seharusnya menguasai yang dulu dan kemudian, dia seharusnya menguasai apa yang telah dilakukan dan apa yang belum dilakukan, dia seharusnya menguasai tindakan resmi, dia seharusnya menguasai kasus peradilan, dia seharusnya menguasai prosedur; dia tidak seharusnya mengikuti perbuatan salah dengan keberpihakan, dia tidak seharusnya mengikuti perbuatan salah dengan kebencian… kebodohan… ketakutan; dia seharusnya diberitahukan[1] pada suatu saat untuk pemberitahuan, dia seharusnya menentramkan[2] pada suatu saat penentraman, dia seharusnya mempertimbangkan pada suatu saat pertimbangan,[3] dia seharusnya ramah pada suatu saat ramah tamah; berkata, “Saya telah memperoleh kelompok” dia tidak seharusnya merendahkan kelompok lain; berkata “Saya telah banyak mendengar”. Dia seharusnya tidak merendahkan seseorang yang tidak berpengalaman; berkata “Saya sangat senior” dia seharusnya tidak merendahkan seseorang yang baru saja ditahbiskan; dia seharusnya tidak membicarakan tentang apa yang belum dicapai,[4] dia seharusnya tidak membatalkan apa yang dicapai dengan peraturan dan dengan peraturan disiplin, dia seharusnya menyelesaikan kasus peradilan sebagaimana seharusnya diselesaikan menurut peraturan, menurut peraturan Disiplin, menurut instruksi Guru. [1]
“Dia seharusnya menguasai subjek” yang berarti: dia seharusnya mengetahui subjek delapan pelanggaran yang termasuk Takluk, dia seharusnya mengetahui subjek dua puluh tiga pelanggaran yang memerlukan Sidang Sangha… dari dua pelanggaran yang Tak Bisa Ditentukan… dari empat puluh dua pelanggaran Pengampunan… dari seratus delapan puluh delapan pelanggaran Pengakuan Kesalahan… dari dua belas pelanggaran yang harus Diakui… pelanggaran dukkhata, dia seharusnya mengetahui subjek pelanggaran dubbasita.
“Dia seharusnya menguasai kegagalan” berarti: dia seharusnya mengetahui kegagalan kebiasaan moral… kelakuan baik… pandangan benar… mata pencaharian benar.
“Dia seharusnya menguasai pelanggaran” berarti: dia seharusnya mengetahui pelanggaran yang termasuk Takluk, dia seharusnya mengetahui pelanggaran yang memerlukan Sidang Sangha… pelanggaran berat… pelanggaran Pengakuan Kesalahan… pelanggaran yang harus Diakui… pelanggaran dukkhata, dia seharusnya mengetahui pelanggaran dubbasita.
“Dia seharusnya menguasai sumber” berarti: dia seharusnya mengetahui sumber delapan pelanggaran yang termasuk Takluk, dia seharusnya mengetahui sumber dua puluh tiga pelanggaran yang memerlukan Sidang Sangha… dia seharusnya mengetahui sumber pelanggaran dubbasita.
“Dia seharusnya menguasai jenis” berarti: dia seharusnya mengetahui Sangha dari jenisnya, dia seharusnya mengenal kelompok dari jenisnya, dia seharusnya mengenal individu… orang yang tidak setuju dengan perbuatan seseorang… seseorang yang perbuatannya tidak disetujui dari jenisnya. [167] Dia seharusnya mengetahui Sangha dari jenisnya berarti: “Sekarang apakah Sangha ini mampu atau tidak menyelesaikan kasus peradilan menurut peraturan, menurut peraturan disiplin, menurut instruksi Guru?” Dengan cara ini, seharusnya dia mengetahui Sangha dari jenisnya. Dia seharusnya mengenal kelompok… individu dari jenisnya berarti: “Sekarang, apakah individu ini mampu… instruksi?” Dengan cara ini seharusnya dia mengenal individu dari jenisnya. Dia seharusnya mengetahui orang yang tidak setuju dengan perbuatan orang lain dari jenisnya: “Saya tidak yakin apakah ya atau tidak Yang Mulia ini sedang tidak menyetujui orang lain dengan dukungan lima hal[5] atau tidak.” Dengan cara ini seharusnya dia mengetahui orang yang tidak setuju dengan perbuatan orang lain dari jenisnya. Dia seharusnya mengetahui seseorang yang perbuatannya tidak disetujui berarti: “Saya tidak yakin apakah Yang Mulia ini didukung atau tidak oleh dua hal: kebenaran dan tanpa kemarahan.”[6] Dengan cara ini dia seharusnya mengetahui orang yang perbuatannya tidak disetujui dari jenisnya.
“Dia seharusnya menguasai yang dulu dan kemudian” berarti: “Saya ingin tahu apakah Yang Mulia ini menceritakan dari subjek ke subjek[7] atau apakah dia menceritakan dari kegagalan ke kegagalan atau apakah dia menceritakan dari pelanggaran ke pelanggaran atau apakah setelah merendahkan, dia setuju atau apakah setelah setuju, dia merendahkan atau mengurutkan pertanyaan dengan menanyakan yang lain atau apakah dia tidak melakukannya?” Jadi seharusnya dia mengetahui yang dulu dan kemudian.
“Dia seharusnya menguasai apa yang telah dilakukan dan apa yang belum dilakukan” berarti: dia seharusnya mengetahui hubungan seks, dia seharusnya mengetahui urutan hubungan seks baik, dia seharusnya mengetahui bagian permulaan hubungan seks. Dia seharusnya mengetahui bahwa hubungan seks berarti perwujudan antara pasangan untuk diketahui. Dia seharusnya mengetahui urutan hubungan seks baik berarti: bhikkhu menguasai organ jantan yang lain dengan mulutnya sendiri. Dia seharusnya mengetahui bagian permulaan hubungan seks berarti: warna yang berbeda dari air mani, kontak fisik, ucapan kotor, pengaturan ke kesenangan sendiri, hubungan.[8] [2]
“Dia seharusnya menguasai tindakan resmi” berarti: dia seharusnya menguasai enam belas tindakan resmi: dia seharusnya menguasai empat tindakan resmi mengenai permintaan cuti,[9] dia seharusnya menguasai empat tindakan resmi mengenai penetapan gerakan,[10] dia seharusnya menguasai empat tindakan resmi di mana ada pergerakan dan diikuti oleh satu resolusi,10 dia seharusnya menguasai empat tindakan resmi di mana ada pergerakan dan diikuti oleh satu resolusi yang dibuat tiga kali.10
“Dia seharusnya menguasai kasus peradilan” berarti: dia seharusnya menguasai empat kasus peradilan: dia seharusnya menguasai kasus peradilan perselisihan… kewajiban.
“Dia seharusnya menguasai prosedur” berarti: dia seharusnya menguasai tujuh prosedur: dia seharusnya menguasai putusan di hadapan… dia seharusnya menguasai covering over (as) with grass. [3]
“Dia tidak seharusnya mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan” berarti: Bagaimanakah seseorang yang sedang mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan, mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan? Mengenai ini, seseorang berkata,”Ini adalah pembimbingku atau guru atau seseorang yang kongsi kamar atau murid atau rekan pembimbing atau rekan guru atau teman atau sahabat karib atau saudara,” terharu untuknya, melindunginya, dia membabarkan non-dhamma sebagai Dhamma, dia membabarkan Dhamma sebagai non-dhamma… (lihat [168] MV. X, 5, 4, dll.) … membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai pelanggaran yang sangat buruk. Karena delapan belas poin ini, dia mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan, dia berhasil demi apa yang bukan merupakan kesejahteraan banyak orang, bukan kebahagiaan banyak orang, demi apa yang bukan merupakan tujuan, demi ketidakbahagiaan besar, penderitaan banyak orang, dan dari deva dan umat manusia.[11] Jika karena delapan belas poin ini dia mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan yang kemudian dilakukan untuk menghancurkan, dia menjaga dirinya sendiri, maka dia bertanggung jawab dan disalahkan oleh orang terpelajar dan dia menyebabkan banyak keburukan. Mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan, itulah mengapa dengan cara ini dia mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan.
“Dia tidak seharusnya mengikuti perbuatan salah karena kebencian” berarti: Bagaimanakah seseorang yang sedang mengikuti perbuatan salah karena kebencian mengikuti perbuatan salah karena kebencian? Mengenai ini, seseorang berkata,”Dia yang telah menyakitiku,” menaruh dendam; berpikir,”dia sedang menyakitiku” … ”dia akan menyakitiku”, dia menaruh dendam; berpikir, “dia telah menyakiti, sedang menyakiti, akan menyakiti seseorang yang sayang kepadaku atau yang kusukai,” dia menaruh dendam. Karena sembilan saat ini untuk membalas dendam,[12] merasa dendam, sebal, marah, ditutupi kemarahan, dia membabarkan non-dhamma sebagai Dhamma… membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai pelanggaran yang sangat buruk. Jika karena delapan belas poin ini, dia mengikuti perbuatan salah karena kebencian… jadi itulah mengapa dia mengikuti perbuatan salah karena kebencian.
“Dia tidak seharusnya mengikuti perbuatan salah karena kebodohan” berarti: Bagaimanakah seseorang yang sedang mengikuti perbuatan salah karena kebodohan mengikuti perbuatan salah karena kebodohan? Semangat berapi-api, dia mengikutinya karena keinginan; keburukan, dia mengikutinya karena kebencian; tersesat, dia mengikutinya karena kebodohan; kotor,[13] dia mengikutinya karena pandangan—tersesat, semuanya tersesat, ditutupi oleh kebodohan, dia membabarkan non-dhamma sebagai Dhamma… membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai pelanggaran yang sangat buruk. Jika karena delapan belas poin ini, dia mengikuti perbuatan salah karena kebodohan… itulah mengapa dia mengikuti perbuatan salah karena kebodohan.
“Dia tidak seharusnya mengikuti perbuatan salah karena ketakutan” berarti: Bagaimanakah seseorang yang sedang mengikuti perbuatan salah karena ketakutan, mengikuti perbuatan salah karena ketakutan? Mengenai ini, seseorang berkata: “Yang satu ini, bergantung kepada yang tidak sama[14] atau bergantung kepada banyak hal yang sulit dimengerti[15] dari pandangan salah atau bergantung kepada seseorang yang berkuasa,[16] kejam dan kasar, akan membahayakan kehidupan atau membahayakan Brahma-faring[17]”—ngeri karena ketakutan itu, dia membabarkan non-dhamma sebagai Dhamma… membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai pelanggaran yang sangat buruk. Jika karena delapan belas poin ini, dia mengikuti perbuatan salah karena ketakutan… itulah mengapa dia mengikuti perbuatan salah karena ketakutan.

Orang yang Dhammanya melampaui batas karena keberpihakan, kebencian, ketakutan, kebodohan,
Reputasi memudar seperti dalam kegelapan bulan selama dua minggu.[18]

Bagaimanakah seseorang tidak mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan? Membabarkan non-dhamma sebagai non-dhamma, dia tidak mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan; membabarkan Dhamma sebagai Dhamma [169] dia tidak mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan… membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk, dia tidak mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan. Itulah mengapa dia tidak mengikuti perbuatan salah karena keberpihakan.
Bagaimanakah seseorang tidak mengikuti perbuatan salah karena kebencian… perbuatan salah karena kebodohan… perbuatan salah karena ketakutan? Membabarkan non-dhamma sebagai non-dhamma… membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk, dia tidak mengikuti perbuatan salah karena ketakutan. Itulah mengapa dia tidak mengikuti perbuatan salah karena ketakutan.

Orang yang Dhammanya melampaui batas tidak karena keberpihakan, kebencian, ketakutan, kebodohan,
Reputasi meningkat seperti dalam penerangan bulan tiap dua minggu.[19] [4]

Bagaimanakah seseorang “diberitahukan pada suatu saat pemberitahuan”? Membabarkan non-dhamma sebagai non-dhamma, dia memberitahukan pada saat pemberitahuan… membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk, dia memberitahukan pada saat pemberitahuan. Jadi dia memberitahukan pada saat pemberitahuan.
Bagaimanakah seseorang “menentramkan pada suatu saat penentraman”? Membabarkan non-dhamma sebagai non-dhamma, dia menentramkan pada saat penentraman… Jadi dia menentramkan pada saat penentraman.
Bagaimanakah seseorang “mempertimbangkan pada suatu saat pertimbangan”?… Bagaimanakah seseorang “ramah pada suatu saat ramah tamah”? Membabarkan non-dhamma sebagai non-dhamma… dia ramah pada saat ramah tamah… Jadi dia ramah pada saat ramah tamah. [5]
Bagaimanakah, “berkata ‘Saya telah memperoleh kelompok’,” apakah dia merendahkan kelompok lain? Mengenai ini, ada seseorang yang telah memperoleh kelompok, memperoleh pengikut, anggota kelompok[20] mempunyai hubungan.20 Berpikir, “Orang ini belum memperoleh kelompok, belum memperoleh pengikut, dia bukan anggota kelompok yang mempunyai hubungan,” karena merendahkannya dia membabarkan non-dhamma sebagai dhamma… dia membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran buruk sebagai pelanggaran yang sangat buruk. Jadi, berpikir, “Saya telah memperoleh kelompok,” dia merendahkan kelompok lain.
Bagaimanakah, “berkata ‘Saya telah banyak mendengar’“ apakah dia merendahkan seseorang yang telah mendengar sedikit? Mengenai ini, seseorang yang telah banyak mendengar ingat apa yang telah dia dengar, dia adalah gudang penyimpanan apa yang telah didengar. Berpikir, “Orang yang satu ini hanya sedikit mendengar, sedikit tradisi,[21] ingat sedikit,”21 merendahkannya, dia membabarkan non-dhamma sebagai Dhamma… dia membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai pelanggaran yang sangat buruk. Jadi, berpikir, “Saya telah banyak mendengar” dia merendahkan seseorang yang hanya sedikit mendengar.
Bagaimanakah, “berkata ‘Saya sangat senior’ “ apakah dia merendahkan seseorang yang baru ditahbiskan? Mengenai ini, ada seorang Tetua yang berpengalaman, yang telah lama berkelana. Berpikir, “Yang ini baru saja ditahbiskan, dia tidak dimuliakan,[22] dia tidak tahu apa yang ditetapkan,[23] perintahnya akan diabaikan,” karena merendahkannya, dia membabarkan non-dhamma sebagai Dhamma… [170] … dia membabarkan yang bukan merupakan pelanggaran yang sangat buruk sebagai pelanggaran yang sangat buruk. Jadi, berpikir, “Saya sangat senior,” dia merendahkan seseorang yang baru ditahbiskan. [6]
“Dia tidak seharusnya membicarakan apa yang belum dicapai” berarti: dia tidak seharusnya menyebabkan adanya beban yang belum muncul.[24]
“Dia tidak seharusnya membatalkan apa yang dicapai peraturan dan disiplin” berarti: dia tidak seharusnya membatalkan peraturan dan disiplin sebuah masalah yang telah disidangkan demi kebaikan Sangha.
“Menurut peraturan” berarti: menurut fakta, menurut subjek. “Menurut Disiplin” berarti: setelah mengatakan tidak setuju dengan apa yang diperbuatnya, dia membuatnya ingat. “Menurut instruksi Guru” berarti: dengan menggerakkan, dengan melakukan proklamasi. “Dia harus menyelesaikan kasus peradilan sebagaimana diselesaikan dengan peraturan, menurut Disiplin, menurut instruksi Guru” maksudnya: seseorang yang mengatakan tidak setuju harus ditanya oleh seseorang yang bertindak sebagai hakim:” Jika kamu, Yang Mulia, menangguhkan Undangan bhikkhu… (MV. IV, 16, 10-15)… Apakah kamu mencurigai, setelah mendengar dari seorang bhikkhu… dari murid sekte lain?”

Jika yang terlihat sesuai dengan yang terlihat, maka yang terlihat cocok dengan yang terlihat,
Jika, menyangkut yang terlihat, dia tidak setuju, dia merupakan orang yang dicurigai akan kenajisan:
Orang tersebut, dengan pengakuannya, mungkin membawa Undangan dengannya./
Jika yang terdengar sesuai dengan yang terdengar… (lihat XI, 2) /
Jika yang terasa sesuai dengan yang terasa… Undangan dengannya. [7]

“Apa yang terlihat olehmu?”—yang mana merupakan pertanyaan? “Bagaimana itu terlihat olehmu?”—yang mana merupakan pertanyaan? “Kapan itu terlihat olehmu?”—yang mana merupakan pertanyaan “Di mana itu terlihat olehmu?”—yang mana merupakan pertanyaan?[25]
“Apa yang terlihat olehmu?” maksudnya: pertanyaan mengenai subjek, pertanyaan dengan kegagalan, pertanyaan mengenai pelanggaran, pertanyaan mengenai tingkah laku.[26] Pertanyaan mengenai subjek maksudnya: subjek delapan pelanggaran yang termasuk Takluk, subjek dua puluh tiga pelanggaran yang memerlukan Sidang Sangha, subjek empat puluh dua pelanggaran Pengampunan, subjek ratusan dan delapan puluh delapan pelanggaran Pengakuan Kesalahan, subjek dua belas pelanggaran yang untuk Diakui, subjek pelanggaran dukkhata, subjek pelanggaran dubbasita. Pertanyaan mengenai kegagalan maksudnya: pertanyaan mengenai kegagalan kebiasaan moral, pertanyaan mengenai kegagalan kelakuan baik, pertanyaan mengenai kegagalan pandangan benar, pertanyaan mengenai kegagalan mata pencaharian benar. Pertanyaan mengenai pelanggaran maksudnya: pertanyaan yang mengenai pelanggaran yang termasuk Takluk, pertanyaan mengenai pelanggaran yang memerlukan Sidang Sangha, pertanyaan mengenai pelanggaran buruk… pertanyaan mengenai pelanggaran dubbasita. Pertanyaan mengenai tingkah laku maksudnya: pertanyaan mengenai perwujudan sebuah pasangan.[27]
“Bagaimana itu terlihat olehmu?” maksudnya: pertanyaan mengenai karakteristik, pertanyaan mengenai sikap badan, pertanyaan mengenai jenis-jenis, pertanyaan mengenai perubahan. Pertanyaan mengenai karakteristik maksudnya: tinggi atau pendek atau gelap atau terang. Pertanyaan mengenai sikap badan maksudnya: berjalan atau berdiri atau duduk atau berbaring. Pertanyaan mengenai jenis-jenis maksudnya: sifat-sifat seorang perumahtangga atau sifat-sifat anggota sekte lain atau sifat-sifat orang yang telah lama pergi berkelana. Pertanyaan mengenai perubahan[28] maksudnya: berjalan atau berdiri atau duduk atau berbaring.
[171] “Kapan itu terlihat olehmu?” maksudnya: pertanyaan mengenai waktu,[29] pertanyaan mengenai saat,[30] pertanyaan mengenai hari, pertanyaan mengenai musim. Pertanyaan mengenai waktu maksudnya: pada waktu pagi atau tengah hari atau malam hari. Pertanyaan mengenai saat maksudnya: saat pagi atau saat tengah hari atau saat malam. Pertanyaan mengenai hari maksudnya: sebelum sarapan atau sesudah sarapan atau selama malam atau seharian atau dalam kegelapan[31] atau pada cahaya bulan.31 Pertanyaan mengenai musim maksudnya: musim dingin atau musim panas atau musim hujan.
“Di mana itu terlihat olehmu?” maksudnya: pertanyaan mengenai tempat, pertanyaan mengenai tanah,[32] pertanyaan mengenai tempat tinggal,[33] pertanyaan mengenai daerah sekitarnya.[34] Pertanyaan mengenai tempat maksudnya: di atas tanah atau di atas bumi[35] atau di bumi[36] atau di dunia. Pertanyaan mengenai tanah maksudnya: di atas tanah atau di lereng gunung atau pada bebatuan atau di kuil.[37] Pertanyaan mengenai tempat tinggal maksudnya: pada tempat tinggal bagian timur atau bagian barat atau bagian utara atau bagian selatan. Pertanyaan mengenai daerah sekitarnya maksudnya: daerah sekitar bagian timur atau daerah sekitar bagian barat atau daerah sekitar bagian utara atau daerah sekitar bagian selatan. [8]
Disimpulkan merupakan Kumpulan yang Lebih Dikenal

Ringkasannya:
Subjek, sumber, jenis, dulu dan kemudian, apa yang telah dilakukan dan yang belum dilakukan,
Tindakan resmi, dan juga kasus peradilan, prosedur, dan pengikut dari keberpihakan, /
Dari kebencian, kebodohan, juga ketakutan, diberitahukan, dan tentang penentraman,
Pertimbangan, ramah tamah, “Saya mempunyai kelompok,” orang yang telah mendengar, dan tentang seorang yang sangat senior, /
Dan yang tidak dicapai, yang tercapai, oleh peraturan, dan peraturan Disiplin,
Juga oleh instruksi Guru: pembabaran Kumpulan yang Lebih Dikenal.
[1] Saññāpeti pada Vin. ii, 73: “menang atas” pada Vin. ii, 197.
[2] Nijjhāpeti pada Vin. ii, 73, “mengatur yang baik.” VA. Tidak berbunyi apapun. Di sini kelihatannya berarti terbakar sampai habis, yakni keadaan jiwa yang salah.
[3] Pekkheti seperti pada Vin. ii, 73.
[4] Asampattaṁ na byāharitabbaṁ. Kelompok kata ini hanya muncul di sini dan di bawah, hal. 170, pada “penjelasan”.
[5] Kemungkinannya termasuk 5 bhūmi yang tertulis pada teks hal. 161, di mana mereka disebut juga, seperti di atas, pañca dhammā.
[6] Bdgk. XI, hal. 4 teks 161 di atas.
[7] VA. 1368 “’Dia mungkin berkata: ‘Masalah Takluk Pertama terlihat olehku atau terdengar olehku.’ Tetapi karena ditanyakan lagi, dia berkata, ‘Masalah Takluk pertama tidak terlihat atau terdengar olehku. Masalah Takluk kedua terlihat atau terdengar’.” Keseluruhan paragraf ini mengenai pembantahan diri sendiri.
[8] Dhanamanuppadānaṁ. VA. Menamakannya sañcaritta yang mana berperan sebagai perantara (Vin. iii, 137) atau berkenaan dengan wanita (Miln. 266).
[9] Lihat Vin. ii, 89. VA. 1368 berbunyi “dimulai dengan ‘bukan peraturan, dalam majelis tidak sempurna’. Ini merupakan arti lainnya. Jadi empat putaran merupakan enam belas”.
[10] Lihat Vin. ii, 89.
[11] Karena Sangha, para bhikkhuni, orang awam dan para devata yang menjaga mereka dan yang lain terbagi dalam dua.
[12] Dinyatakan tetapi tidak dijelaskan pada Nonads Bab VI.
[13] Parāmattha.
[14] Lihat A. iii, 285: peraturan ariya membuang pertidaksamaan.
[15] Lihat M. I, 8, 485.
[16] VA. 1368 berbunyi: bergantung kepada para bhikkhu terkenal yang berkuasa.
[17] Lihat MV. II, 15, 4.
[18] A. ii, 18, D. iii, 182, dianggap berasal dari Guru.
[19] A. ii, 18, D. iii, 182, dianggap berasal dari Guru.
[20] Pakkhavā ñātivā; rupanya tidak ada kata yang ditemukan di tempat lain pada Pali Canon.
[21] Appāgama appadhara. Rupanya sekali lagi kedua kata ini tidak ditemukan di tempat lain pada Pali Canon.
[22] Appaññāto, seperti pada Vin. iv, 231, 310.
[23] Appakataññū, atau tidak dikenal, seperti pada Vin. ii, 199.
[24] Beban, bhāra, lihat Vism. 512 di mana seharusnya berkenaan dengan sacca, kebenaran. Otiṇṇa, meletakkan, lihat di atas hal. 161. Lihat juga otarati pada A. ii, 168, di mana kelihatannya mengartikan “mencocokkan”, yakni mengesampingkan. Sejarah otarati masih harus ditulis.
[25] Pertanyaan-pertanyaan seperti pada MV. IV, 16, 13.
[26] Ajjhācāra seperti pada MV. I, 36, 8. Pada Vin. iii, 121 artinya kelihatannya adalah pelanggaran. Yakni tingkah laku buruk.
[27] Kata seperti pada teks hal. 167.
[28] Vippakāra. Itu kelihatannya tidak masuk akal bahwa ini didefinisikan dengan cara yang sama seperti sikap badan.
[29] kāla
[30] samaya, juga berarti waktu; lihat DA. 251.
[31] Kāle vā juṇhe vā. Dua kata ini juga dapat berarti kegelapan dan cahaya bulan separuh.
[32] Bhūmi, tanah atau daerah, antara arti yang lain.
[33] Okāsa, tempat terbuka, jadi, rupanya, bagian atau arah.
[34] Padesa, wilayah, distrik.
[35] Pathavi, kata umum untuk bumi: yang pertama dari empat dasar, elemen kepadatan, perpanjangan atau ekspansi.
[36] Dharaṇi, Bumi sebagai nama, “dari yang hamil.”
[37] Pāsāda seperti rumah panjang, istana, rumah besar, atau teras, kelihatannya tidak begitu cocok di sini. Sayangnya Ulasan Kuno telah menghentikan beberapa cara sebelum ini.

Popular Posts